agang

Humanisme membagi kebutuhan manusia dalam beberapa tingkatan. Salah satu tingkatan yang dikemukakannya adalah kebutuhan yang bersifat sosial. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi; kebutuhan untuk berinteraksi dan melakukan aktivitas sosial.

Sebagai makhluk sosial kita membutuhkan yang namanya sosialisasi. Berhubungan dengan orang lain, melakukan kontak komunikasi dengan orang lain. Dalam hal kita membina suatu hubungan antarra manusia. Dimulialah dengan sebuiah perkenalan, dgn proses yg lazim sperti berjabat tangan, slg mengenalkan nama.

Setelah berkenalan, dan kemudian menjaga kontak dan menjalin komunikasi dengan kenalan, bahkan sering bertemu, bermain bersama, menjalin silaturahmi, dan semakin akrab, status kenalan itu akan berubah. Sekarang kenalan itu menjadi seorang teman.

Tidak setiap kenalan dapat dengan mudah menjadi teman, karena beberapa faktor dirasakan, seperti merasa cocok atau tidak cocok bergaul dengan kenalan baru tersebut. Faktor seleksi alam mempengaruhi kita untuk menetapkan apakah teman yang telah lulus dari satu tahap seleksi alam perkenalan bisa menjadi teman biasa atau teman yang baik dan akrab, sampai kepada tingkat persahabatan.

Seleksi alam yang terjadi dalam dunia pertemanan tidak berdasarkan sebuah teori yang rumit-rumit, tetapi berdasarkan sebuah kenyataan dan perasaan yang dimiliki oleh manusia. Dengan semakin seringnya bersosialisasi dengan beranekaragam tipe-tipe dan karakter dari manusia yang ada, kita akan bisa merasakan bagaimana karakter seseorang itu. Feeling dan perasaan diri akan membantu dan menentukan untuk melakukan proses seleksi alam dalam dunia pertemanan.

Dengan byk interaksi dengan segala jenis tipe2 dan karakter dr manusia mlalui sbuah pertemanan dan bersosialisasi, kita akan bisa merasakan bagaimana diri kita merespon hubungan dengan teman atau kenalan itu. Bila teman itu ternyata cocok, berpola pikir yang sama, mungkin akan berjalan terus menjadi sebuah pertemanan yang baik. Tetapi bila teman itu ternyata tidak cocok, mungkin pertemanan ini hanya menjadi sebuah pertemanan yang biasa. Memang sangat tidak mudah mendapatkan seorang teman yang baik, tetapi dengan melakukan banyak sosialisasi kita akan terbantu untuk mempelajari beraneka ragam individu yang ada. Dan diri kita sendiri yang akan tahu dan menyeleksi pertemanan ini.

Hmm...banyak terjadi seseorang setelah berkenalan menjadi teman, lalu menjadi teman yang sangat akrab tetapi dikemudian hari akhirnya malah menjadi musuh. Ini mi yg dikatakan pertemanan yang tidak indah. Memang agak sulit mempunyai teman yang bisa diajak bersusah payah, atau membantu disaat kita dalam kesulitan. Justru sebaliknya, banyak dan mudah mendapatkan teman yang bisa diajak untuk bersenang-senang.

Dalam pertemanan kita tidak bisa menuntut seorang teman menjadi seorang teman yang baik yang sesuai dengan keinginan dan kriteria yang telah kita tetapkan sebagai seorang sahabat, krn setiap individu itu sudah mempunyai karakter masin2 yang mmng sudah ada dalam dirinya dan tinggal kita sendiri mempelajari keanekaragaman itu dan memilahnya.

Tidak ada manusia yang sempurna (sebua idom yg tak pernah ku sepakati, *manusia itu sempurna krn kita terlahir dr Nurani, Akal, & Akhlak. Bila salah satunya cacad itu ketidaksempurnaan) tetapi sebuah toleransi, saling mengerti dan memahami akan membantu untuk mendapatkan teman yang baik.

Dalam seleksi alam ini kita harus lihai dan cerdas untuk menetapkan pilihan, jangan sampai silaturahmi menjadi putus karena kurang cermatnya kita bertindak atau bertutur kata. Apalagi ketika itu terjadi pada ranah sosial yg sangat berdampak kpd hubungan sosial.

Berteman banyak itu indah dan banyak pula pengetahuan dan pengalaman yang kita dapatkan.
Selamat menjalin persahabatan dengan baik dengan saling menasehati dalam kesabaran & kebenaran. Salam satu jiwa !!!
 
S.Maronie
11 Juni '10
12.05 am
@my room

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Kontrol (Kriminologi)

Peradaban Islam Masa Daulah Utsmani

Teori Subculture (Kriminologi)