Tanggapan Terhadap Penolakan Tagar #MakassarTidakAman atau #MakassarHarusAman
Tanggapan
Terhadap Penolakan Tagar
#MakassarTidakAman atau #MakassarHarusAman
Saya ingin coba menanggapi tuduhan
yang dialamatkan kepada admin twiter @supirpetepete tentang tagar #MakassarTidakAman atau
#MakassarHarusAman yang dituding telah bermain pada ranah politik praktis dan
mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu atau kata mereka “(dia) memiliki hidden agenda secara
politis“.
Ada beragam interpretasi ketika kita membicarakan tagar #MakassarTidakAman
atau #MakassarHarusAman, dalam hal ini saya mencoba menganalisa dengan
menggunakan pemikiran Robert N. Entman tentang analisis framing, mengapa sampai
muncul tagar #MakassarTidakAman atau #MakassarHarusAman.
Saya mencoba mengupas bagaimana suatu peristiwa dimaknai dan
ditandakan oleh netizen terhadap fenomena
geng motor dengan tagar #MakassarTidakAman atau #MakassarHarusAman. Dalam
menggunakan analisa ini ada 4 unsur yang harus diperhatikan, yaitu define problems, diagnose cause, make moral
judgment, & treatment recemmendation.
Unsur yang pertama yaitu Define
Problems atau pendefinisian terhadap suatu masalah, nah inilah hal pokok
dalam analisis ini yang tentunya bisa berakibat terhadap pemaknaan yang
berbeda. Sumber utama permasalahan ini tentunya semua kita sepakat karena
kondisi Makassar dua bulan terakhir ini yang dipenuhi berita-berita kriminal
yang dilakukan oleh geng motor. Tetapi banyak perbedaan penafsiran dalam
kondisi ini, ada yang menafsirkan bahwa kondisi ini belumlah terlalu mencekam
karena ini fenomena-fenomena yang sudah ada dari dulu yang jika ditinjau dari
sisi kriminal hal ini merupakan bentuk kenakalan remaja perkotaan, sehingga
tidak perlu peristiwa ini dibingkai dalam tagar #MakassarTidakAman atau
#MakassarHarusAman. Di sisi lain netizen
Makassar (yang katanya dipelopori oleh admin @Supirpetepete) mengangggap hal
ini sudah sangat mencekam sehingga muncullah tagar #MakassarTidakAman atau
#MakassarHarusAman, yang punya intrepretasi berbeda. #MakassarTidakAman dapat
dinterpretasikan sebagai deskripsi terhadap kondisi ketidaknyamanan warga atas
apa yang dilakukan geng motor di Makassar, sedangkan tagar #MakassarHarusAman merupakan interpretasi netizen Makassar terhadap pemerintah dan
pihak keamanan untuk meciptakan kondisi yang aman bagi warganya.
Unsur yang kedua yaitu Diagnose Cause atau memperkirakan sumber
masalah. Dalam hal ini merupakan unsur untuk membingkai penyebabnya itu “siapa”
atau penyebabnya itu “apa”. Bagaimana memahami suatu peristiwa, tentu saja
menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. Pemahaman masalah
yang berbeda secara tidak langsung juga akan berujung kepada perbedaan siapa
yang menjadi penyebab masalah. Menurut mereka yang menolak tagar #MakassarTidakAman atau #MakassarHarusAman
penyebab masalah ini adalah siapa dibalik admin @supirpetepete sehingga
membentuk opini dimasyarakat dengan tagar tersebut, dan menurut mereka “sosok profil seseorang pun dapat
mempengaruhi”. Sedangkan menurut netizen Makassar bahwa munculnya tagar #MakassarTidakAman atau #MakassarHarusAman ini
karena ketidakbecusan pemerintah Kota Makassar dan aparat penegak hukum
(Polisi) dalam menindak perilaku menyimpang menjurus pidana yang dilakukan oleh
geng motor. Hal ini berujung kepada munculnya beberapa “Meme” di sosmed,
misalnya karena Walikota sibuk dengan lelang jabatan di kabinetnya dan Polisi
sibuk mengurus kasus AS sehingga lupa untuk menangani geng motor.
Unsur yang ketiga adalah make moral judgment atau nilai moral apa
yang disajikan untuk menjelaskan masalah, hal ini adalah unsur yang digunakan
untuk memberikan argumentasi pada pendefenisian masalah yang sudah diungkap dan
penyebab masalah yang sudah ditentukan. Gagasan dalam hal ini adalah sesuatu
yang sudah dikenal oleh khalayak. Netizen
Makassar ataupun admin @supirpetepete dan kawan-kawannya menyajikan
permasalahan atau kondisi di Makassar dalam bentuk tagar #MakassarHarusAman di sosial media, karena memang
selama ini account @supirpetepete dikenal sebagai media pemberi informasi
tentang Makassar yang bergerak secara bottom-up terhadap isu-isu lokal yang berkembang.
Mereka yang menolak tagar #MakassarTidakAman
atau #MakassarHarusAman mengganggap bahwa hal tersebut bukanlah atau tidak
pantas dijadikan sebuah nilai moral untuk menjelaskan masalah atau kondisi di
Makassar tetapi hanya sebatas titipan tagar atau suatu jargon kepada
@supirpetepete yang dikendalikan oleh sosok profil tertentu ataupun instansi
tertentu. Bahkan pejabat daerah juga telah berkomentar terhadap tagar ini,
dengan mengatakan bahwa hal ini akan sangat merugikan Makassar dari sisi
ekonomi karena akan berakibat takutnya para investor masuk ke Makassar.
Unsur yang terakhir adalah Treatment Recemmendation atau menekankan
penyelasaian, unsur ini dipakai untuk memilih jalan apa yang harus dilakukan
untuk mengatasi masalah. Netizen
Makassar ataupun admin @supirpetepete dan kawan-kawannya memilih jalan dengan
membuat aksi damai di peletaran pantai Losari dalam rangka mengkampanyekan “Makassar Harus
Aman” tujuannya tentu saja untuk meminta testimoni dari warga Makassar
menanggapi kondisi Makassar yang dibanjiri dengan berita kriminal yang
dilakukan oleh geng motor. Hal ini kemudian dikritik oleh mereka yang menolak tagar
tersebut, dengan mengatakan bahwa mengapa bukan aksi di Kantor Walikota atau di
Kantor Kepolisian dalam menyikapi kondisi di Makassar.
Sebagai kesimpulan saya melihat bahwa tagar
#MakassarHarusAman sangatlah pantas
untuk disebarkan dengan melihat realita yang ada di Makassar (data-data tentang
aksi pidana yang dilakukan geng motor silakan lihat di media, atau kalau masih
ragu terhadap data dari media, silakan datang ke Kantor Polisi terdekat anda,
sudah berapa banyak aksi pidana yang dilakukan geng motor), hal ini sebagai
himbaun dari Netizen Makassar
atau @supirpetepete dan kawan-kawannya terhadap warga Makassar untuk
berhati-hati dalam setiap aktifitasnya, ingat @supirpetepete dkk itu media
informasi tentang Makassar di Sosmed jadi sangat wajarlah ketika adminnya
mempubliskan tagar tersebut. Mengenai adanya kepentingan-kepentingan tertentu
dari si admin, menurut saya pendapat tersebut merupakan dinamika dalam sosial
media, sama halnya ketika saya berasumsi bahwa serangan terhadap tagar #MakassarTidakAman atau #MakassarHarusAman
merupakan titipan dari seseorang karena dalam unsur Diagnose
Cause atau penyebab
masalah, telah terungkap siapa penyebab kondisi ketidaknyamanan dan
ketidakamanan warga Makassar.
Mengenai kenapa aksi dari Netizen
Makassar atau @supirpetepete dan kawan-kawannya dilakukan di pelataran pantai
Losari, hal ini sangatlah wajar karena @supirpetepete dan kawan-kawannya
merupakan account sosmed warga Makassar terhadap segala informasi, jadi sangat
realistis ketika aksinya dilakukan di tempat yang banyak warga Makassar
kunjungi setiap hari minggu pagi. Bukan di depan Kantor Walikota atau Kantor
Polisi, warga Makassar tidak ada yang joging disana dan ini aksi damai, ini bukan aksi
demo terhadap pemkot atau aparat keamanan.
Saya juga melihat bahwa, lebih bijak kalau mereka yang
menolak tagar #MakassarTidakAman
atau #MakassarHarusAman menganalisa dari sisi pengaruh media lokal terhadap
pembentukan jargon tersebut yang tidak disadari oleh Netizen Makassar telah menyerang pejabat
tertentu. Sama halnya dalam case ini Netizen Makassar atau @supirpetepete dan
kawan-kawannya menganggap bahwa tagar #MakassarHarusAman merupakan jargon
positif, namun dapat dimaknai secara negatif oleh orang lain yang mendengarnya,
maka kemudian pemaknaan yang adapun menjadi memiliki arti yang berbeda, sebab kita
harus mengingat bahwa bahasa dan makna serta pikiran itu sendiri memiliki tugas
masing-masing yang pada tahapan selanjutnya akan mempengaruhi realitas.
Sebagai penutup, marilah kita bersama-sama (pemkot, aparat
keamanan, warga, pengguna sosmed) untuk menciptakan kondisi Makassar yang aman
dan nyaman dengan mencari solusi mengatasi kenakalan remaja geng motor yang
telah menjurus pidana, nantilah kalau ada waktu saya nulis lagi dari sisi
kriminologinya, hehehe….
Phoenam Ratu, 23 Februari 2015
S. Maronie
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus